4 Perbedaan Sayur Organik dan Non Organik Paling Penting

Banyak orang yang belum paham tentang perbedaan sayur organik dan non organik. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, alangkah baiknya untuk senantiasa mengonsumsi sayuran organik. Hal tersebut jika disetujui oleh banyak orang, namun apa yang membuat keduanya berbeda?

Inilah Perbedaan Sayur Organik dan Non Organik


Ada beberapa hal mendasar yang harus Anda pahami terkait perbedaan sayur organik dan non organik. Lantas apa sajakah itu?



1. Pemilihan Bibit Unggul


Hasil tanaman yang bagus tentu memiliki bibit bagus pula. Pada sayuran organik, benih atau cikal bakal tanaman dipilih secara alami. Teknik budidaya yang dilakukan pun natural mengikuti ketentuan alam sebagaimana mestinya, tidak menggunakan bahan kimia sama sekali.

Berbeda dengan sayuran non organik, bijinya didapatkan melalui proses rekayasa atau persilangan genetik. Hal itu mengakibatkan hasil panen menjadi tidak terlalu bagus dan besar. Proses pembuahan serta tanamnya pun didukung oleh bahan kimia lainnya seperti pupuk atau pestisida untuk pengusir hama.

Dari poin pertama tentang pembibitan ini sudah dapat diketahui mengapa sayuran organik memiliki harga jual yang tinggi. Karena memang prosesnya sangat natural tanpa perlu penekanan budget produksi. Beda dengan non organik, menggunakan bahan kimia dengan tujuan menekan biaya pembuahan.


2. Proses Pengolahan Tanah


Sekali lagi disampaikan bahwa tanaman organik sama sekali tidak dekat dengan bahan kimia. Brgitu pula pada pengolahan tanah, organisme dan unsur hara di dalamnya hidup natural. Sehingga berdampak baik pada kesuburan media tanam, menjadi lebih gembur dan menutrisi tanaman lebih baik.

Pupuk yang digunakan dalam proses pengembangbiakkan tanaman organik ialah model kompos atau pupuk kandang. Efek bagusnya ada pada kekuatan dan ketahanan tanah terhadap hama atau parasit tanaman lain. Pada akhirnya penggunaan pupuk natural membuat sayuran menjadi lebih sehat.

Biasanya sayuran non organik menggunakan pupuk buatan yang harganya lebih murah. Misalnya seperti ZA, SP-36, KCI, NPK, atau pupuk berbahan dasar kimia lainnya. Selain harga belinya yang murah, alasan petani menggunakan pupuk kimia adalah kemudahan dalam mendapatkannya.


3. Pengendalian Hama


Perbedaan sayur organik dan non organik selanjutnya terdapat pada cara petani dalam mengendalikan hama. Budidaya sayur organik biasanya dengan sengaja membiarkan hama tumbuh walaupun dampaknya terjadi gagal panen. Cara tersebut dilakukan guna menghindari tanaman dari paparan bahan kimia.

Beda kasus dengan budidaya sayur non organik, tentunya hama akan dibasmi menggunakan bahan kimia seperti pestisida atau pembasmi lainnya. Cara tersebut cukup berdampak pada rasa sayuran, entah itu akan terasa lebih pait atau bahkan terdapat rasa aneh lainnya.

Selain menggunakan bahan kimia, ada pula cara lain yang bisa memusnahkan hama pada budidaya sayuran. Misalnya seperti proses pemanasan, pendinginan, radiasi sinar infra merah, lampu perangkap, gelombang suara, atau menggunakan pagar penghalang untuk jenis hama besar seperti tikus atau burung.


4. Ketahanan Sayuran Pasca Panen


Jika anda menemukan sayur yang tahan dalam jangka waktu lama seperti 2 hingga 3 hari setelah membeli maka perlu dipertanyakan tentang kandungannya.

Sayuran non organik pasti memiliki daya tahan yang tinggi karena memiliki bahan pengawet di dalamnya. Tersedianya pengawetan tersebut berasal dari tumpukan proses kimiawi selama budidaya.

Namun jika anda membeli sayuran organik, pasti akan cepat layu dan membusuk. Tentu dikarenakan tidak mengandung zat pengawet atau kimiawi lainnya. Hal tersebut pun menandakan bahwa sayur organik lebih baik untuk tubuh manusia.

Demikian perbedaan sayur organik dan non organik yang perlu diketahui Semoga dapat membantu dalam pemilihan sayuran ketika sedang berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Insert code: <i rel="code">Put code here</i> or <i rel="pre">Put code here</i>
Insert image: <i rel="image">Put Url/Link here</i>
Insert title: <b rel="h3">Your title.</b>
Insert blockquote: <b rel="quote">Put text here</b>
Bold font: <b>Put text here</b>
Italics: <i>Put text here</i>

0 Komentar